Rabu, 01 September 2010

masalah pembelajaran Biologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Masalah
            Masyarakat tidak bersifat statis, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat selalu mengalami perubahan, bergerak menuju perkembangan yang kompleks. Perubahan bukan terjadi pada sistem nilai saja tetapi pada pola kehidupan, struktur social, Kebutuhan dan  tuntutan masyarakat.
Mengamati perubahan yang berlangsung di masyarakat maka proses pembelajaran dalam pola pendidikan di Indonesia abad ke 21 pendidikan dilihat mulai dari input, proses, output dan outcome sistem pendidikan. Mekanisme seleksi siswa sekarang ini banyak mengandung unsur KKN atau praktek politik dagang kambing, siapa yang berani harga tinggi akan mendapat kesempatan untuk mengenyam sekolah bermutu atau favorit, sehingga ada jaminan diakses pasar kerja lebih cepat terutama untuk perguruan tinggi.
            Ini salah satu masalah dalam dunia pendidikan sekarang ini, dan merupakan tuntutan era globalisasi, mendorong trend berkembangnya pola pendidikan di Indonesia ke arah pendidikan yang materialistik. Kondisi ini telah memicu pergeseran paradigma pendidikan di segala aspek terutama yang terkait dengan refleksi pendidikan, yang pada hakekatnya harus mengutamakan kebutuhan peserta didik.
            Belum lagi masalah substansi atau bentuk (soal) tes masuk yang hanya mengandalkan kemampuan hard skill dalam bentuk soal klasik dari tahun ke tahun, sehingga siswa cenderung menghafal soal, tetapi tidak memahami kedalaman substansinya. Personal qualification yang tidak dijaring lewat sistem seleksi yang profesional mengakibatkan kesulitan dalam proses pembelajaran.
            Sekarang ini proses pendidikan sekedar menggugurkan kewajiban dan menghafal ilmu pengetahuan yang ditransfer oleh pendidiknya tanpa memahami manfaatnya. Mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas berarti memberdayakan manusia seutuhnya baik dari segi fisik maupun dari cara berpikir. Semestinya harus kritis dan memilki kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan dan fungsi lingkungan untuk keperluan manusia berikutnya atau generasi berikutnya. Sebenarnya, integritas dalam proses pembelajaran dapat diselenggarakan dengan metode yang sangat sederhana.
            Dengan beberapa contoh masalah pembelajaran dalam dunia pendidikan sekarang ini, maka kita akan mengulas bagaimana masalah dan arah Pembelajaran khususnya Pendidikan Biologi dalam dunia pendidikan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dirumuskan apakah masalah - masalah yang bekaitan dengan pembelajaran pendidikan biologi pada masa era globalisasi dan bagaiman generasi muda mengalami belajar biologi sebagai suatu kebutuhan dan bekal dalam masyarakat.

1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dalam makalah ini agar dapat memberi solusi dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran pendidikan biologi pada masa sekarang dan masa globalisasi dan bagaimana usaha dalam proses belajar mengajar agar dalam kehidupan masyarakat dapat langsung diterapkan di lingkungan sekitarnya.













BAB II
ISI

2.1 Keadaan Pembelajaran Pendidikan Biologi di Indonesia
Tuntutan era globalisasi, mendorong trend berkembangnya pola pendidikan di Indonesia ke arah pendidikan yang materialistik. Kondisi ini telah memicu pergeseran paradigma pendidikan di segala aspek terutama yang terkait dengan refleksi pendidikan, yang pada hakekatnya harus mengutamakan kebutuhan peserta didik.
Para ahli mengatakan bahwa abad 21 merupakan abad pengetahuan karena pengetahuan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Menurut Naisbit (1995) ada 8 kecenderungan besar yang akan terjadi pada pendidikan di abad 21 yaitu;
(1) dari masyarakat industri ke masyarakat informasi,
(2) dari teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi,
(3) dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia,
(4) dari perencanaan jangka pendek ke perencanaan jangka panjang,
(5) dari sentralisasi ke desentralisasi,
(6) dari bantuan institusional ke bantuan diri,
(7) dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatoris,
(8) dari hierarki-hierarki ke penjaringan,

Sedangkan hasil pendidikan yang diharapkan anak didik dapat terefleksi pada profil lulusan yang memiliki karakter : rasa menghargai keberadaan dirinya sendiri, rasa percaya diri, komunikatif, kemampuan berpikir kritis, jiwa kebersamaan, rasa dan jiwa bertanggung jawab, kepekaan dan komitmen sosial, pemahaman terhadap sistem politik dan budaya, mampu berpikir ke depan (visi), mampu berkreasi dan berimajinasi, serta mampu melakukan refleksi dan evaluasi.
Dalam keluarga dan masyarakat maupun sekolah sebagai satu-satunya jalur yang dapat ditempuh untuk mencetak generasi yang akan mengukir profil atau status atau karakter bangsa Indonesia, di era modren ini nampaknya mulai mengalami erosi. Kelemahan sistem pendidikan saat ini antara lain disebabkan oleh peran keluarga terutama orang tua yang tidak optimal sebagai pendidik, misalnya karena maraknya konsep gender. Jaminan bahwa setiap anak akan mendapat pendidikan yang baik dan benar masih perlu dipertanyakan. Pelayanan dan pendidikan di lingkungan luar sekolah khususnya keluarga mendidik para generasi mulai bayi, balita, anak-anak sampai dewasa sebagian dilihat masih bersifat materilistis dan memenjakan si anak tanpa mendidik anak menjadi anak yang matang kepribdiannya atau karakternya untuk mencapai masa globalisasi ( masa yang akan datang ). Dunia pendidikan memiliki andil yang tidak kecil terkait krisis multidimensi, karena tidak mampu melahirkan pribadi-pribadi utuh yang mampu menyelesaikan problematika bangsa. hingga diharapkan adanya kerjasama para pendidik khususnya guru dan orang tua untuk ikut berperan dalam melaksanakan pencapaian manusia yang berkarakter.
Sehingga hasil pendidikan dapat terefleksi pada profil lulusan yang memiliki karakter: rasa menghargai keberadaan dirinya sendiri, rasa percaya diri, komunikatif, kemampuan berpikir kritis, jiwa kebersamaan, rasa dan jiwa bertanggung jawab, kepekaan dan komitmen sosial, pemahaman terhadap sistem politik dan budaya, mampu berpikir ke depan (visi), mampu berkreasi dan berimajinasi, serta mampu melakukan refleksi dan evaluasi.
Akan tetapi belakangan ini banyak sekali masalah masalah yang ada dalam dunia pendidikan. Yang mana pemerintah dapat memperbaikinya dengan empat unsur antara lain: kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, sistem pendidikan, manajemen pendidikan, dan proses pembelajaran. Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) mengamanatkan bahwa perguruan tinggi harus otonom, yang berarti mampu mengelola secara mandiri lembaganya serta dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan. Untuk sekolah/madarasah harus dikelola dengan prinsip manajemen sekolah/madarasah, yang berarti otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa wewenang otonomi yang diberikan kepada lembaga dengan tujuan agar meningkatkan tumbuh dan berkembangnya kreativitas, inovasi, mutu, fleksibilitas, dan mobilitas, diterjemahkan lain.
Untuk mewujudkan otonomi tersebut, maka UU Sisdiknas menentukan bahwa penyelenggara satuan pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah atau masyarakat harus berbentuk badan hukum (BHP) dengan persyaratan tertentu. Ada pernyataan bahwa prinsip manajemen atau pengelolaan BHP tidak mengarah pada komersialisasi atau privatisasi.

2.2 Masalah dalam dunia pendidikan sekarang yang berdampak ke masa yang akan dating

Kemerosotan pendidikan di Indonesia kurikulum dituding sebagai penyebabnya. Hal ini tercermin dengan adanya upaya mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994. Nasanius (1998) mengungkapkan bahwa kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru.(Sumargi, 1996) Profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuannya. Misalnya guru Biologi dapat mengajar Kimia atau Fisika. Ataupun guru IPS dapat mengajar Bahasa Indonesia.
Memang jumlah tenaga pendidik secara kuantitatif sudah cukup banyak, tetapi mutu dan profesionalisme belum sesuai dengan harapan. Banyak diantaranya yang tidak berkualitas dan menyampaikan materi yang keliru sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar berkualitas (Dahrin, 2000).
Persaingan tidak sehat di antara lembaga penyelenggara pendidikan (terutama pendidikan tinggi), dengan akibat uang sumbangan pendidikan melejit, sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat dengan ekonomi lemah. Dampaknya adalah meningkatnya jumlah anak putus sekolah, sampai diberitakan anak SD terpaksa bunuh diri karena tidak mampu membayar uang SPP (yang seharusnya gratis). Standard mutu menjadi tidak baku, karena masing-masing sekolah berusaha meningkatkan mutunya dengan ”memainkan” muatan lokal dalam kurikulumnya.
Masalah substansi atau bentuk (soal) tes masuk yang hanya mengandalkan kemampuan hard skill dalam bentuk soal klasik dari tahun ke tahun, sehingga siswa cenderung menghafal soal, tetapi tidak memahami kedalaman substansinya.
Masalah output sangat erat kaitannya dengan sistem evaluasi dalam proses pembelajaran. Selama ini, indikator utama yang digunakan untuk menilai kualitas proses belajar mengajar atau lulusan didasarkan pada hasil belajar siswa yang tertera pada nilai tes hasil belajar (THB) atau nilai EBTANAS MURNI (NEM). Akibatnya atau outcome yang dapat adalah guru berlomba-lomba mentransfer materi pelajaran sebanyak-banyaknya untuk mempersiapkan siswa dalam mengikuti THB atau EBTANAS, sehingga siswa dipaksa untuk menghafal informasi yang disampaikan guru tanpa diberi kesempatan atau peluang sedikitpun untuk melaksanakan refleksi secara kritis. Padahal, untuk anak jenjang SD misalnya, yang harus diutamakan adalah bagaimana dengan landasan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada psikologi perkembangan anak pada masa operasional konkrit.
Di bawah ini adalah perbedaan proses pembelajaran di abad industri dan abad pengetahuan dapat dilihat pada Tabel berikut;

Abad Industri

1. Guru sebagai pengarah
2. Guru sebagai sumber pengetahuan
3. Belajar diarahkan oleh kurikulum.
4. Belajar dijadualkan secara ketat dgn waktu yang terbatas
5. Terutama didasarkan pd fakta
6. Bersifat teoritik, prinsip- prinsip dan survei
7. Pengulangan dan latihan
8. Aturan dan prosedur
9. Kompetitif
10. Berfokus pada kelas
11. Hasilnya ditentukan sblmnya
12. Mengikuti norma
13. Komputer sbg subyek belajar
14. Presentasi dgn media statis
15. Komunikasi sebatas ruang kls
16. Tes diukur dengan norma
Abad Pengetahuan

1. Guru sebagai fasilitator, pembimbing, konsultan
2. Guru sebagai kawan belajar
3. Belajar diarahkan oleh siswa kulum.
4. Belajar secara terbuka, ketat dgn waktu yang terbatas fleksibel sesuai keperluan
5. Terutama berdasarkan proyek dan masalah
6. Dunia nyata, dan refleksi prinsip dan survei
7. Penyelidikan dan perancangan
8. Penemuan dan penciptaan
9. Colaboratif
10. Berfokus pada masyarakat
11. Hasilnya terbuka
12. Keanekaragaman yang kreatif
13. Komputer sebagai peralatan semua jenis belajar
14. Interaksi multi media yang dinamis
15. Komunikasi tidak terbatas ke seluruh dunia
16. Unjuk kerja diukur oleh pakar, penasehat, kawan sebaya dan diri sendiri.

Berdasarkan Tabel dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa;
1)      Pada abad industri banyak dijumpai belajar melalui fakta, rill dan praktek, dan menggunakan aturan dan prosedur-prosedur. Sedangkan di abad pengetahuan menginginkan paradigma belajar melalui proyek-proyek dan permasalahan-permasalahan, inkuiri dan desain, menemukan dan penciptaan.
2)      Betapa sulitnya mencapai reformasi yang sistemik, karena bila paradigma lama masih dominan, dampak reformasi cenderung akan ditelan oleh pengaruh paradigma lama.
Meskipun telah dinyatakan sebagai polaritas, perbedaan praktik pembelajaran Abad Pengetahuan dan Abad Industri dianggap sebagai suatu kontinum.
3)      Meskipun sekarang dimungkinkan memandang banyak contoh praktek di Abad Industri yang "murni" dan jauh lebih sedikit contoh lingkungan pembelajaran di Abad Pengetahuan yang "murni", besar kemungkinannya menemukan metode persilangan perpaduan antara metode di Abad Pengetahuan dan metode di Abad Industri. Perlu diingat dalam melakukan reformasi pembelajaran, metode lama tidak sepenuhnya hilang, namun hanya digunakan kurang lebih jarang dibanding metode-metode baru.
4)      Praktek pembelajaran di Abad Pengetahuan lebih sesuai dengan teori belajar modern. Melalui penggunaan prinsip-prinsip belajar berorientasi pada proyek dan permasalahan sampai aktivitas kolaboratif dan difokuskan pada masyarakat, belajar kontekstual yang didasarkan pada dunia nyata dalam konteks ke peningkatan perhatian pada tindakan-tindakan atas dorongan pembelajar sendiri.
5)      Pada Abad Pengetahuan nampaknya praktek pembelajaran tergantung pada piranti-piranti pengetahuan modern yakni komputer dan telekomunikasi, namun sebagian besar karakteristik Abad Pengetahuan bisa dicapai tanpa memanfaatkan piranti modern. Meskipun teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan katalis yang penting yang membawa kita pada metode belajar Abad Pengetahuan, perlu diingat bahwa yang membedakan metode tersebut adalah pelaksanaan hasilnya bukan alatnya. Kita dapat melengkapi peralatan lembaga pendidikan kita dengan teknologi canggih tanpa mengubah pelaksanaan dan hasilnya.

2.3 Harapan arah Pembelajaran Biologi di abad 21 (Era Globalisasi)

Memberikan peluang dan tantangan yang besar bagi perkembangan profesional, baik pada preservice dan inservice guru-guru kita. Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru.
      Guru profesional harus mampu mengembangkan sepuluh kemampuan dasar yang 
harus dimiliki. 
1)      Penguasaan bahan ajar dan konsep-konsep dasar keilmuan. 
2)      Pengelolaan program belajar-mengajar.
3)      Pengelolaan kelas.
4)      Penggunaan media dan sumber pembelajaran.
5)      Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6)      Pengelolaan interaksi belajar mengajar.
7)      Penilaian prestasi siswa.
8)      Pengenalan fungsi dan program bimbingan konseling. 
9)      Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah,
10)  Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pelajaran.

Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya manajemen pendidikan yang modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi, dan keterlibatan orang tua/masyarakat.
Trilling dan Hood (1999) mengemukakan bahwa perhatian utama pendidikan di abad 21 adalah untuk mempersiapkan hidup dan kerja bagi masyarakat. Nilai-nilai keluarga hendaknya tetap dilestarikan dalam berbagai lingkungan pendidikan;
1)      Asas belajar sepanjang hayat harus menjadi landasan utama dalam mewujudkan pendidikan untuk mengimbangi tantangan perkembangan jaman
2)      Penggunaan berbagai inovasi Iptek terutama media elektronik, informatika, dan komunikasi dalam berbagai kegiatan pendidikan
3)      Penyediaan perpustakaan dan sumber-sumber belajar sangat diperlukan dalam menunjang upaya pendidikan dalam pendidikan
4)      Publikasi dan penelitian dalam bidang pendidikan dan bidang lain yang terkait, merupakan suatu kebutuhan nyata bagi pendidikan di abad pengetahuan.
Tata sosial yang kapitalis-sekuler menyajikan menu individualis dan materialis yang harus disantap oleh para generasi mulai bayi, balita, anak-anak sampai dewasa. Dunia pendidikan memiliki andil yang tidak kecil terkait krisis multidimensi, karena tidak mampu melahirkan pribadi-pribadi utuh yang mampu menyelesaikan problematika bangsa.
Mengembangkan kurikulum yang konsisten secara konseptual, memang tidak mudah. Lebih tidak mudah lagi mengimplementasikannya. Apalagi jika penerapan kurikulum baru itu tidak disertai dengan penyiapan lapangan yang baik. Perubahan kurikulum bukan sekedar pergantian dokumen. Melainkan berimplikasi luas terhadap perubahan paradigma, kebiasaan, dan kemampuan lama menuju yang baru. Dan diharapkan setiap pergantian kurikulum oleh pemerintah tidak mempersulit guru dalam mengaplikasikan kurikulum baru tersebut dan dapat dilaksanakan pada proses belajar mengajar mulai dari kota besar sampai ke daerah terpencil, sehingga anak didik menjadi anak yang berilmu pengetahuan yang tinggi dan berkarakter sesuai dengan tujuan kurikulum tersebut.
Perkembangan biologi yang begitu pesat menuntut perkembangan cara berpikir, bersikap manusia Indonesia. Diharapkan dalam proses belajar mengajar bukan hanya menekankan konsep dan prinsip biologi saja akan tetapi, mempersiapkan manusia Indonesia yang utuh dalam era globalisasi untuk menuntut pembelajaran inovatif berupa pembelajaran yang antisipatoris dan partisipatif. Bekal pengetahuan biologi diharapkan dapat diterapkan dalam masyarakat yang harmonis dan sehat. Pengetahuan dalam memilih makanan dan pengaruh zat aditif yang sangat berpengaruh pada lingkungan.
Akhirnya yang paling penting, paradigma baru pembelajaran ini memberikan peluang dan tantangan yang besar bagi perkembangan profesional, baik pada preservice dan inservice guru-guru kita. Di banyak hal, paradigma ini menggam-barkan redefinisi profesi pengajaran dan peran-peran yang dimainkan guru dalam proses pembelajaran. Meskipun kebutuhan untuk merawat, mengasuh, menyayangi dan mengembangkan anak-anak kita secara maksimal itu akan selalu tetap berada dalam genggaman pengajaran, tuntutan-tuntutan baru Abad Pengetahuan menghasilkan sederet prinsip pembelajaran baru dan perilaku yang harus dipraktikkan. Berdasarkan gambaran pembelajaran di abad pengetahuan di atas, nampaklah bahwa pentingnya pengembangan profesi guru dalam menghadapi berbagai tantangan ini.

BAB III

3.1 KESIMPULAN
1.      Pada abad industri banyak dijumpai belajar melalui fakta, rill dan praktek, dan menggunakan aturan dan prosedur-prosedur. Sedangkan di abad pengetahuan menginginkan paradigma belajar melalui proyek-proyek dan permasalahan-permasalahan, inkuiri dan desain, menemukan dan penciptaan.

2.      Trilling dan Hood (1999) mengemukakan bahwa perhatian utama pendidikan di abad 21 adalah untuk mempersiapkan hidup dan kerja bagi masyarakat. Nilai-nilai keluarga hendaknya tetap dilestarikan dalam berbagai lingkungan pendidikan.

3.      Paradigma baru pembelajaran ini memberikan peluang dan tantangan yang besar bagi perkembangan profesional, baik pada preservice dan inservice guru-guru kita.

4.      Hambatan – hambatan dalam pengembangan kurikulum khususnya pada guru. Guru yang kurang berpartisipasi dalam mendesain pengembangan kurikulum karena kurangnya waktu, kekurangkesesuaian pendapat antara guru maupun dengan sekolah atau administrator, karena  kemampuan dan pengetahuan guru itu sendiri, hambatan yang lain datangnya dari masyarakat baik dalam pembiayaan maupun umpan balik dari masyarakat terhadap pendidikan dan kurikulum yang berlangsung.

5.      Fungsi pendidikan dahulu dan sekarang sudah berubah, dalam masyarakat dahulu persekolahan berfungsi untuk memelihara dan meneruskan nilai nilai yang ada sejak dahulu. Sedangkan masa sekarang pendidikan sekarang didasarkan pada filsafat pendidikan yang jelas, masalah atau topik tertentu sehingga pendidikan yang didapatkan berdasarkan pengalaman sendiri dan diharapkan dapat diaplikasikan secara langsung kepada masyarakat.

3.2 SARAN
1.      Diharapkan Pembelajaran Biologi di masa sekarang dapat dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dan bukan terfokus pada prinsip dan konsep biologi. Akan tetapi dapat di aplikasikan pada masyarakat. Generasi muda dapat berpikir secara inovatif agar dapat meningkatkan kepedulian masyarakat pada lingkungan yang dihasilkan dari sikap dan tingkah laku generasi muda yang sedang melaksanakan proses belajar megajar di sekolah.
2.      Makalah ini dapat diperbaharui lagi sesuai dengan kondisi ligkungan pendidikan yang dapat berubah suatu waktu.
           






















DAFTAR KEPUSTAKAAN

http://www.search-docs.com/masalah dan arah pembelajaran biologi di era globalisasi.html
http://blogger.kebumen.info/docs/masalah-masalah-pokok-dalam-mencari-solusi-.php
http://gurupembaharu.com/home/?p=2733
Hamalik. Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan  Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sanjaya. Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya




















Rabu, 25 Agustus 2010

modul pertumbuhan dan perkembangan

BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang, Tumbuhan terorganisasi dengan baik, dan termasuk makhluk hidup karena mampu mengolah bahan makanan sendiri dan energi dilingkungannya dan mempertahankan entropi tetap rendah. Pertumbuhan dan perkembangan berawal dari sel tunggal yaitu sel zigot yang tumbuh dan berkembang menjadi organisme multisel.
Berkembangnya sel zigot secara terus menerus ini untuk menjadi individu baru yang normal berlangsung dengan pembelahan sel menghasilkan sel sel yang baru yang banyak diantaranya tidak hanya menjadi lebih besar tetapi juga lebih kompleks. Sel mengalami perubahan dengan cara yang berbeda – beda, menghasilkan tumbuhan dewasa yang tersusun dengan dari berbagai jenis sel.
Perkembangan dan pertumbuhan juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan, cahaya sangat berperan selain dalam proses fotosintesis, tumbuhan juga sangat tanggap dalam suhu, dan pengaruh hormon dalam proses perubahan dari fase vegetatif ke fase reproduktif.
Proses perubahan inilah yang merupakan latar belakang yang bertujuan untuk memahami proses pertumbuhan dan perkembangan khususnya yang terjadi dalam tumbuhan. Disini akan membahas jenis – jenis pertumbuhan, faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.











BAB II
ISI

A.     PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif / terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada organisme.
Proses ini berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat irreversibel. Bila kita menanam biji tanaman, dapat diamati bahwa dari hari ke hari terjadi perubahan tinggi. Secara kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang demikian sederhana menjadi bentuk tanaman yang lengkap.
Pada tanaman yang sedang tumbuh, terlihat adanya pembentukan organ-organ baru. Misalnya daun semakin banyak, akar semakin panjang dan bertambah banyak. Melihat arah pertumbuhan, tanaman tumbuh kedua arah utama:
- Akar ke bawah (Menuju ke bumi)
- Daun (dan batang) ke atas
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:
a. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.


·        Pada embrio
Perkecambahan diawali dengan peristiwa imbibisi (gerakan air dari lingkungan luar melintasi selaput biji untuk keperluan perkecambahan). Bagian-bagian biji yang berperan pada pertumbuhan primer embrionik :
a) Tunas embrionik (plumula), calon batang dan daun (kuncup)
b) Akar embrionik (radikula), calon akar
c) Keping biji (kotiledon), berisi cadangan makanan bagi embrio (endosperm)
Pada rumput-rumputan terdapat koleoriza untuk melindungi radikula dan Koleoptil untuk melindungi plumula. Jenis perkecambahan dibagi dua Berdasarkan letak kotiledon :
a) Hipogeal = kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah
b) Epigeal = kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah
1)      Pada bagian apikal
Daerah ujung akar terdiri dari :
o          Tudung akar (kaliptra), daerah paling ujung dari akar yang mengeluarkan cairan untuk menggemburkan tanah sehingga akar dapat menembus tanah.
o          Daerah pembelahan sel (daerah meristem), terdapat di belakang ujung akar merupakan pusat pembentukan meristem primer ditandai dengan sel-sel yang aktif membelah dengan cepat.
o          Daerah pemanjangan sel, berfungsi menyimpan cadangan makanan dan memperpanjang akar, sel-selnya lebih panjang dari sel-sel daerah meristem,mulai mengalami diferensiasi struktur sel.
o          Daerah diferensiasi sel (jaringan primer), daerah yang struktur dan bentuknya berbeda-beda membentuk spesialisasi struktur dan fungsi sel, terdapat bulu-bulu akar yang berperan untuk menyerap mineral-mineral dari dalam tanah, sel-sel tersebut terdiferensiasi menjadi :
• Protoderm / lapisan luar meristem / epidermis
• Meristem besar / jaringan dasar tumbuhan
• histogen Prokambium / silinder pusat (stele)
Keterangan :  gambar sayatan membujur akar lengkap dengan daerah pertumbuhannya
Keterangan : Anatomi tumbuhan bagian meristem apical pada ujung batang.
Teori tentang perkembangan meristem apikal diterangkan dengan teori dan teori tunika korpus dan teori histogen. Teori ini pada umumnya berlangsung pada tumbuhan angiospermae.
- Teori tunika korpus, pada tahun 1972 teori yang menyatakan bahwa titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan terdiri atas 2 zona yang terpisah susunannya, yaitu tunika dan korpus.Tunika merupakan lapisan terluar, yang selanjutnya berkembang menjadi jaringan primer. Korpus adalah bagian pusat titik tumbuh yang memiliki kemampuan membelah ke segala arah. Teori tunika korpus dikemukakan oleh ahli botani Schmidt
Teori histogen dikemukakan pada tahun 1868 yaitu Titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan disebut dengan histogen. Histogen terdiri dari plerom (bagian pusat akar dan batang yang akan menjadi empulur dan fasis), dermatogen (Lapisan terluar yang akan menjadi epidermis) dan periblem (lapisan yang akan menjadi korteks). Teori ini dikemukakan oleh Hanstein.
2)      Daerah Ujung batang terdiri dari :
o          Meristem embrional, saat tumbuhan mengalami perkecambahan.
o          Meristem kambium, saat tumbuhan sedang tumbuh dan telah berkembang secara sempurna.
Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer. Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3 daerah : a. Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik) b. Daerah pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan c. Daerah diferensiasi Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang.


b. Pertumbuhan Sekunder

Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
Disebabkan oleh aktivitas kambium, antara lain :
1)      Kambium intravaskuler membelah ke arah dalam membentuk xilem dan ke arah luar membentuk floem.
2)      Parenkim batang atau akar yang terdapat diantara vasis (pembuluh) berubah menjadi kambium intervaskuler.
3)      Kambium gabus (felogen) membelah ke arah dalam membentuk feloderm dan ke arah luar membentuk felem.
Pertumbuhan sekunder pada dikotil tidak berlangsung secara tetap sepanjang tahun. Pada saat musim hujan dan cukup zat-zat hara pertumbuhan berlangsung cepat, sedangkan pada saat musim kemarau berjalan lambat. Hal ini menimbulkan lingkaran - lingkaran pada batang yang disebut lingkaran tahun. Aktivitas kambium membentuk xilem dan floem yang lebih cepat daripada pembentukan kulit pohon menyebabkan kulit pohon (korteks dan epidermis) pecah, untuk mengatasinya kambium gabus (felogen) membentuk feloderm ke arah dalam dan felem ke arah luar. Feloderm merupakan sel hidup, sedangkan felem merupakan sel mati.
Jika sel kambium membelah ke arah luar, akan membentuk sel floem, sebaliknya jika sel kambium membelah ke arah dalam akan membentuk xilem. Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas kambium disebut xilem sekunder dan floem sekunder. Pertumbuhan xilem dan floem tersebut menyebabkan batang bertambah besar dan terbentuk lingkaran tahun yang dipengaruhi oleh aktivitas pada musim kemarau dan musim penghujan.
                       
                                (a)                                                                           (b)
Gambar : a. Pertumbuhan skunder pada batang,b. Letak pertumbuhan skunder tubuh tumbuhan
Perkembangan merupakan proses perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pematangan atau kedewasaan makhluk hidup. Proses perubahan secara berurutan adalah dari spesialiasi, diferensiasi, histogenesis, organogenesis dan gametogenesis). Perkembangan merupakan proses kualitatif yang tidak dapat diukur.
c.       Pengaruh Nutrien pada pertumbuhan Tumbuhan
Di bawah ini terdapat beberapa Unsur hara dan Fungsi :
·        Belerang (S) Merupakan komponen utama protein dan koenzim pada tumbuhan
·        Fosfor (P) Merupakan komponen pembentuk asam nukleat, fosfolipid, ATP dan beberapa koenzim
·        Magnesium (Mg) Merupakan komponen klorofil dan mengaktifkan banyak enzim pada tumbuhan
·        Kalsium (Ca) Merupakan unsur penting dalam pembentukan dan stabilitas dinding sel, memelihara struktur dan permeabilitas membran, dan mengaktifkan banyak enzim pada tumbuhan
·        Kalium (K) Merupakan kofaktor yang berfungsi dalam sintesis protein
·        Nitrogen (N) Merupakan komponen asam nukleat, protein, hormon dan koenzim
·        Oksigen (O) Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
·        Karbon (C) Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
·        Hidrogen (H) Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
·        Molibdenum (Mo) Komponen esensial untuk fiksasi nitrogen
·        Nikel (Ni) Kofaktor untuk enzim yang berfungsi dalam metabolisme nitrogen
·        Seng (Zn) Merupakan unsur yang aktif dalam pembentukan klorofil, mengaktifkan beberapa enzim
·        Mangan (Mn) Merupakan unsur yang aktif dalam pembentukan klorofil, mengaktifkan beberapa enzim
·        Besi (Fe) Merupakan komponen sitokrom, mengaktifkan beberapa enzim
·        Klor (Cl) Diperlukan untuk tahapan pemecahan air pada fotosintesis, diperlukan dalam menjaga keseimbangan air
d. Perkecambahan
Adalah proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru, atau Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa. Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor eksternal (kadar air, suhu, oksigen, dan cahaya) dan faktor internal (hormon, kematangan embrio, dann sifat dormansi biji)
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas:
1. Perkecambahan tipe epigeal
Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon berada di atas permukaan tanah. Biasanya terjadi pada tanaman dikotil
2. Perkecambahan tipe hipogeal
Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon (biji) tetap berada di dalam tanah. Biasanya terjadi pada tanaman monokotil
Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan kacang kapri.
 Perkecambahan epigeal: apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.
Urutan proses perkecambahan:
Masuknya air kedalam biji imbibisi, Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan makanan dalam kotiledon / endosperm, Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio. Embrio tumbuh dan berkembang.
           

Keterangan : (a) Petumbuhan biji dan bagian – bagiannya,
(b)Proses pertumbuhan dan perkembangan biji membentuk kecambah yang kotiledonnya tumbuh diatas permukaan tanah. (c) Pertumbuhan kecambah bila kotiledonnya tumbuh di atas permukaan tanah

e. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan.
v     Faktor Internal
1. Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan
2. Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup (Biokatalisator).
Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim.Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama
3. Hormon (fitohormon)
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis.
Terdapat 2 kelompok hormon yaitu
a.  Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin)
b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin.
- Hormon Auksin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Fritz Went (peneliti asal belanda)
Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)
Hasil penelitian : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput
Kesimpulan : auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apical
Hormon auksin yang pertama kali diisolasi adalah IAA (indol asam asetat), IAA dihasilkan oleh organ titik tumbuh yaitu ujung tunas, daun muda, bunga, buah, sel-sel kambium, dan ujung akar.
Struktur auksin:
Struktur yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari
Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji
Fungsi hormon Auksin :
a.Merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh
b. Merangsang pembentukkan akar
c. Merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi)
d. Merangsang differensiasi jaringan pembuluh
e. Merangsang absisi ( pengguguran pada daun)
f. Berperan dalam dominansi apical

Gambar : Pengaruh auksin pada perkembangan tumbuhan.


-  Hormon Giberelin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi
Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin (GA/Giberelic acid)
Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa
Fungsi Giberelin :                                                          
a. Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel
b. Merangsang perkecambahan biji
c. Memecah dormansi biji
d. Merangsang pembungaan dan pembuahan

- Hormon Sitokinin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Van Overbeek
Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda
Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun
Fungsi Sitokinin
a. Bersama auksin, dan giberelin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel
b. Menghambat dominansi apikal oleh auksin
c. Merangsang pertumbuhan kuncup lateral
d. Merangsang pemanjangan titik tumbuh
e. Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio
f. Merangsang pembentukan akar cabang
g. Menghambat pertumbuhan akar adventive
h. Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol Proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun

- Hormon Asam Absisat (ABA)
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott
Objek penelitian : buah kapas
Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah
Fungsi Hormon Asam Absisat (ABA)
a.   Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh
b.   Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air
c.   Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan
d.   Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya
e.   Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen
f.     Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah

- Hormon gas etilen
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : R. gene (1934)
Objek penelitian : buah yang masak
Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah
Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas
Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2
Fungsi hormon gas etilen
a.       Mempercepat pematangan buah
b.      Menghambat pemanjangan akar, batang dan pembungaan
c.       Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal
d.      Merangsang proses absisi
e.       Interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan
f.        Interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus

- Hormon Luka / Kambium luka / Asam traumalin
Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka, Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan, Vitamin berperan sebagai kofaktor.

- Hormon Kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan Jenisnya adalah:
a. Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
b. Kaulokalin : memacu pertumbuhan batang
c. Rhizokalin : memacu pertumbuhan akar
d. Anthokalin : memacu pertumbuhan bunga dan buah
Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga

v     Faktor Eksternal adalah :
1. Unsur hara
Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan:
Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg
Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni
unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2
Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O
Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO­2. H2O dan O2
Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein
Gejala Kekurangan unsur hara disebut defisiensi.

2. Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu, Suhu yang baik untuk pertumbuhan adalah sushu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu minimum dan maksimum
Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah
Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920

3. Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan.

4. Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis.Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal (etiolasi). Daun tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya
Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya
Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari. Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (sterling B. Hendrik)
Berdasarkan respos tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:
  • Tumbuhan hari pendek ( short day plant )
  • Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam
  • Tumbuhan hari panjang (long day plant)
  • Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam
  • Tumbuhan hari netral (neutral day plant)
  • Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari

5. Air
Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah.
Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari

6. pH
pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Pada kondisi pH normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.
Gambar: tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.




KESIMPULAN
1.      Perbedaan Pertumbuhan dan perkembangan
·        Pertumbuhan
Bertambahnya ukuran seperti panjang, lebar, volume dan massa.
Bersifat kuantitatif
Irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula)
Dapat diukur dengan menggunakan alat: auksanometer
·        Perkembangan
Suatu proses menuju kedewasaan (menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur dan lebih kompleks)
Bersifat kualitatif
Reversibel (dapat kembali ke keadaan semula)
Tidak dapat diukur
2.      Macam-macam pertumbuhan pada tumbuhan, yaitu:
·        Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat auksanometer .
·        Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
  1. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan
·        Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak
·        Spesialisasi: sel-sel yang sejenis berkelompok
·        Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
·        Organogenesis sel: proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
·        Morfogenesis sel: Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan fungsi
·        Perkecambahan; proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hidayat, Estiti. B. (1995). Anatomi tumbuhan Berbiji. Bandung. Penerbit ITB. 
http://ninityulianita.wordpress.com/2009/09/11/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-dan-perkembangan-
http://asnani-biology.blogspot.com/2009/05/pertumbuhan-dan-perkembangan.html
http://blogger.kebumen.info/docs/ciri-ciri-pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan.php
Salisbury, F . B. and Ross. C (1998).  Fisiologi Tumbuhan (terjemahan). Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sasmitamihardja, D. (1969). Fisiologi Tumbuhan. Dirjen Dikti. Depdikbud Jakarta.
www.authorstream.com/.../Dhes_Chy-400151-pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan
www.psb-psma.org/.../pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan
























TUGAS

FISiologi tumbuhan





Topik :
“ Pertumbuhan dan Perkembangan ”


Oleh:
JALILAH AZIZAH LUBIS
NIM. 8106173004
Kelas: A – Reguler





















PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010




PERBAIKAN  MAKALAH
Penjelasan mengenai Teori Tunika Korpus dan Teori Histogen
·        Teori tunika korpus, pada tahun 1972 teori yang menyatakan bahwa titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan terdiri atas 2 zona yang terpisah susunannya, yaitu tunika dan korpus.Tunika merupakan lapisan terluar, yang selanjutnya berkembang menjadi jaringan primer. Korpus adalah bagian pusat titik tumbuh yang memiliki kemampuan membelah ke segala arah. Teori tunika korpus dikemukakan oleh ahli botani Schmidt
·        Teori histogen dikemukakan pada tahun 1868 yaitu Titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan disebut dengan histogen. Histogen terdiri dari plerom (bagian pusat akar dan batang yang akan menjadi empulur dan fasis), dermatogen (Lapisan terluar yang akan menjadi epidermis) dan periblem (lapisan yang akan menjadi korteks). Teori ini dikemukakan oleh Hanstein.
Gambar:Letak jaringan yang dikemukakan dalam teori Histogen
Felogen terdiri dari satu macam sel saja, sel Felogen memiliki vakuola dan dapat pula berisi kloroplas maupun tannin pada periode tertentu.
Pada penampang melintang sel felogen tersusun dalam lapisan yang berbentuk silinder yang juga disebut meristem lateral. Dan adapula yang tidak sinambung karena terbentuk di sejumlah tempat yang berbeda di sekeliling tumbuhan . Felodrem dan felem merupakan turunan dari felogen. Felodrem berbentuk  menyerupai sel parenkhim dan dapat dibedakan dari parenkhim korteks karena keberadaannya sesuai dengan deretan radial felem.
Sel Gabus (felem)  memiliki susunan yang sangat rapat dan tidak memiiki ruang antar sel, di waktu dewasa sel tidak hidup namu dapat berisi cairan atau padat yang tak berwarna, namun adapula yang berpigmen. Ciri sel gabus berisi zat gabus ( suberin) Suberin adalah senyawa yang berlemak dan biasanya nampak jelas sebagai lamella tengah yang menutupi dinding selulosa yang berlignin.
Gabus yang digunakan sebagai gabus botol berdinding tipis dan lumen selnya berisi udara. Gabus ini tak tembus air, tahan minyak dan ringan dapat digunakan sebagai isolator  dari suhu yang berbeda. Gabus dewasa dapat dimampatkan dan kenyal, tahan air dan isolator suhu  dan dipakai sebagai lapisan pelindung permukaan tumbuhan. Jaringan yang mati dapat terisolasi oleh peridrem dapat menambah efek isolasi gabus. 





Gambar : Letak felogen dalam lapisan batang


Pertanyaan  dalam forum diskusi :

1.      Kotiledon biji digunakan sebagai cadangan makanan, darimana biji mendapatkan makanan selain dari kotiledon, dan kenapa bisa keluar akar ?
2.      Jika terjadi pengelupasan kulit batang atau tercacah sehingga terluka bagaimana proses  pembentukan kulit baru dan proses penyembuhannya ?

Jawaban :

1.      Kotiledon berperan penting dalam pembentukan kecambah karena kotiledon berperan untuk meberrikan nutrisi sekaligus menyimpan cadangan makanan, Pada saat biji mengalami dormansi kotiledon tidak berguna sama sekali, tetapi jika berubah menjadi kecambah masa dormansi itu harus diberhentikan dengan cara merendam biji dengan air sehingga sel – sel yang di dalam aktif kembali bekerja. Hormo yang ada didalam biji seperti auksin. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji
Fungsi hormon Auksin :
a.Merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh
b. Merangsang pembentukkan akar
c. Merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi)
d. Merangsang differensiasi jaringan pembuluh
e. Merangsang absisi ( pengguguran pada daun)
f. Berperan dalam dominansi apical
         Kerja hormon ini sangat dipengaruhi oleh sinar matahari jika sudah terbentuk radikula dan plumula maka auksin lebih aktif bekerja pada bagian plumula. Enym amilase juga sangat giat bekerja dalam proses respirasi sehingga menambah energi sel untuk membelah, Hormon Giberellin akan naik dan Asam Absisat akan menurun sehingga kecambah aktif berkembang.




2.      Jaringan yang aktif dalam memperbaiki sel sel yag rusak atau terluka adalah periderm dan asam Traumalin ( Hormon penyembuh luka).
Periderm adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara skunder menggantikan lapisan epidermis pada batang dan akar yang menebal. Pada waktu sebagian tumbuhan terluka seperti daun dan ranting yang tanggal, periderm langsung terbentuk di sepanjang permukaan yang terdedah.
Pada monokotil jaringan periderm sangat jarang ditemukan  disini ditemukan periderm keras yang berwarna keputihan dan tetap bertahan pada pertumbuhan pohon. Lapisan ini mengandung suberin dan mengalami sklerifikasi tanpa didahului pembelahan sel. Pada monokotil lain tidak terdapt periderm luka.
Sedangkan pada dikotil luka merangsang berlangsungnya urutan peristiwa metabolic. Respon sitologis yang mengiringi penutupan luka merupakan proses perkembangan yang memerlukan sintesis protein. Peridrem luka dibentuk sebelum penutupan permukaan yang terdedah oleh jaringan bekas luka ( birat ), jaringan ini mengandung jaringan mati ( nekrosis) dipermukaan dan sel hidup dibawahnya yang kemudian suberin dan berlignin serta membentuk lapisan penutup. Felogen luka terbentuk dibawahnya dan jika gabus dihasilkan, maka jaringan mati akan terangkat keluar. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan periderm.
Asam Traumalin adalah hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka, Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan, Vitamin berperan sebagai kofaktor.